Senin sore saya mendapat WA dari teman bahwa ada pertemuan terbatas yang akan dilaksanakan di masjid Baitul Makmur sore hari selasa, ok jam 14:30 kita akan berangkat.
Selang beberapa waktu kemudian afa email dari perusahaan, agar berangkat ke Banyuwangi dengan menggunakan pesawat citilink pagi hari
Karena jarak dan waktu tempuh yang jauh dari, maka saya harus berangkat lebih awal.
Saya WA teman saya bahwa saya tidak bisa hadir di acara terbatas tersebut di karenakan harus berangkat ke Jakarta.
Selasa setelah dzuhur, kurang lebih jam 13:30 saya berangkat ke Jakarta lewat Bandung menggunakan bus primajasa bandara.
Sepanjang perjalanan menuju Bandung, dengan berdesakan dengan penumpang lainnya, kecemasan akan virus tidak begitu terasa, meskipun tetap aja kekhawatiran itu ada. Kekhawatiran agaknberkurang karena sampai saat itu belum ada laporan covid-19 di daerah tempat tinggal saya.
Pesan dari istri dan anak, kenakan masker pakai sanitizer dll terus terkirim ada di WA.
Ya masker selalu menempel di mulut dan hidung.
Sampai di pool bus primajasa, di meja pembelian tiket ada hand sanitizer, ok langsung saya manfaatkan untuk membersihkan, 115 ribu ongkos bus.
Ini bus terakhir pa, dan akan berangkat pukul 17:00 baru adalagi nanti pukul 23:00.
Lo ini baru jam empat, biasanya setiap setengah jam.
Iya pa, ada pengurangan armada sejak wabah corona.
Ok saya bisa faham, dan harus menunggu agak lama deh dan kecemasan mulai semakin terasa.
Bus lengang, hanya sekitar tiga belas orang penumpang yang sebagian besar tujuan luar jawa, 5 orang berseragam TNI duduk dideretan depan.
Pukul 20 an saya tiba di Bandara dan harus menginap di Bandara International Hotel semalam untuk selanjutnya melanjutkan penerbangan ke Banyuwangi jam enam pagi.
Memasuki kota Jakarta, kecemasan semakin tinggi, coba menghibur diri dengan macam-macam alasan agar tenang dihati.
Checkin, sebelum memasuki loby kepala saya di tembak pakai gun oleh security, 35 derajat pa, bagus, dan segera memasuki lobby lewat metal detector.
Kamar 3207,
segera lepas baju celana, masalah kecemasan timbul, di taruh mana ini, kalau nanti harus ganti baju celana baru waktu menuju Banyuwangi akan dibungkus apa baju bekas, celana bekas, bawa cuma satu tas.
Dimasukin tas baju celana yang bersih takut terkontaminasi, di tenteng ga ada tas lagi, akhirnya bingung sendiri.
Ok style yakin malam itu tidur ga pakai baju, hanya berselimut yang tersedia di kamar hotel.