Berangkat dari rumah, pagi hari jam 7:30 wib, perjalanan santai karena jalanan padat, pas di simpang ke arah kampung adat kakpung naga jalan sempat macet, ada pawai peringatan hari kesehatan nasional.
Terus jalan pelan dengan kecepatan rata-rata lima puluh kilometer perjam, tak terasa tiba juga di tugu masuk kota Tasikmalaya.
Ambil jalur ke kiri, tetap jalan dengan pelan karena padatnya lalu lintas, ditambah lagi di kiri jalan ada galian, gak tahu galian apa, sehingga luas jalan menyempit, jadi harus bergantian.
Ada mibil pemadam kebakaran dengan sirine meraung-raung, dua biji.
Jadinya kita bergantian minggir di jalan yang menyempit, untuk memberi prioritas.
Sampai juga di Kanim Tasikmalaya, jam menunjukkan angka 09:02 wib, masuk area kantor segera di persilahkan parkir di belakang, hanya tersisa dua tempat kosong, dan alhamdulillah bisa parkir rapih, setelah maju mundur tiga kali karena sempitnya raung parkir, parkir mundur.
Dengan membawa slip pembayaran, dengan semangat empat lima, langkah dipercepat dan mantap. Segera masuk ruang kantor dan menanyakan ke petugas, eeh ternyata di kasih tahu bahwa lokasi pengambilan paspor ada di loket, dibelakang dekat parkir mobil.
Segera menuju loket dan dengan ramah dan tersenyum bapak yang diloket segera menyapa. Saya serahkan slip dan di jawab tunggu ya pak.
Setelah satu menit di panggil, disodori buju untuk mengisi nama, nomor paspor lama dan nomor paspor baru, serta paraf.
Selanjutnya paspor baru di serahkan dengan selembar kertas yang harus diisi dan diminta mefoto kopi paspor baru di koperasi.
Segera fotokopi paspor baru, dan segera pula menyerahkan form isian dan potokopi paspor baru ke petugas daaan selesai.
Warna beda dan bentuknya sedikit berbeda dengan paspor lama, daaan siap deh kalau hatus jalan-jalan keluar negeri.
Berangkat dengan istri, yaa di tengah jalan minta mampir deh ke transmart Tasikmalaya yang di ujung simpangan jalan dari dari arah kanim Tasikmalaya.
Mampir deh yaa mesti belanja juga 😄😄😄, masak masuk dowang. Gah terasa sejam lebih.
Segera meluncur ke Garut, tetap jalan santai memang jalannya penuh, ada truk ada angkot dan pemotor, baru bisa sedikit melaju setelah melewati simpang alun-alun Singaparna.
Melaju sekali-kali lari delapanpuluh kilometer perjam daaan setelah sampai di simpang ke kampung naga, istri minta masuk, pingin tahu katanya. Lumayan lah shooting-shooting buat yutuban.
Minta dipoto sama istri tepat didepan masjid kampung naga setelah sholat dzuhur disana.
Ternyata ada dua lokasi disana yang di larang difoto, yakni rumah kramat yang tepat di sebelah barat masjid di atas sana, dan di kanan depan masjid, ada batu pasolatan yang di pagari.
Di salah satu tempat itulah yang waktu itu saya di tegur ketika mereka pulang dari makam leluhur dalam rangka peringatan mulun Nabi.
Anyway ngutus paspor kali ini tidak seribet dan seruwet ketika membuat paspor untuk saya sendiri dan keluarga di tiga kota dan tahun-tahun sebelumnya.
Thanks Kanim Tasikmalaya,
Garut 18/11/19
No comments:
Post a Comment