Thursday, November 14, 2019

Pagi barokah Pagi turiang

Kemarin pagi hari, ridak sengaja bertemu dengan pak Yudi, di jalan yang menghubungkan kampung cicurug dan garut.

Pak Yudi sedang berbincang asik dengan seorang yang sibuk membersihkan rumput di sawahnya.

Motor saya parkir di sebelah dan dengan senyuman ramah pak Yudi menyapa.

Perbincangan hangat dan bersahabat pagi itu.
Pak petani yang di sawah mengatakan, mas itu lihat sawah pak Yudi, panen yang kedua.

Sempat kaget karena gak ngerti maksudnya, dan pak Yudi menerangkan, iya mas systim turiang, jadi setelah panen pertama pohon padi tidak di potong habis, tapi di potong kurang lebih setinggi satu sampai tiga sentimeter dari permukaan tanah.
Nanti akan keluar trubusnya, tinggal dipupuk lagi aja, biar trubusnya tumbuh subur seperti induknya.

Sempat terkaget juga, sebab setahu saya selama ini kalau panen ya di tebang terus sawah diolah lagi dari awal, selanjutnya tandur lagi, la ini kok nanam sekali tapi bisa berkali-kalinpanen, berarti lebih ngirit biaya tanam dan nyangkul.

Pak Yudi adalah warga Kampung Cicurug desa Karsamenak Kecamatan Tarogong Kidul Kabupaten Garut.

Pak Yudi lantas mengajak saya duduk diteras masjid Nurul Ihsan, sambil duduk-duduk dan bercerita.

Di sambi dengan makan pisang hasil kebun Pak Yudi, dengan dibtemani teh haneut.

Ada Pak Encur  di situ, sehingga kami bertiga sempat berbincang hangat penuh canda. 

Sambil Pak Yudi bercerita tentang keberhasilannya berinovasi system Turiang untuk tanaman padi Beliau.

Takblama setelah bincang hangat akrab dan santai, pak Yudi mengajak saya melihat sawah beliau yang telah di turiangkeun.

Nampak sawah yang subur, pohon padi siap di panen beberapa hari lagi, insyaAllah meunang seton mah, kata pak Yudi.

Saya penasaran bagaimana ini bisa, lalu dengan semangat Pak Yudi menceritakan sambil berdiri di sisi sawah.

https://youtu.be/GXtjLAe3aVQ

Disitu link rekaman penjelasanbPak Yudi.

Menurut saya, ini cara sangat bagus, untuk mengurangi biaya tanam dab cangkul bagi petani.

Ini perlu disebar, agar makin banyaknpetani terbantu apabila mereka menerapkan sistem Turiang ini, jelas ngirit biaya.

Inovatif, kemudian saya di ajak Pak Yudi ke sawah beliau di sudut yang lain, yang sudah di tanami padi dengan sistim Legawa.

Sistem menanam padi pematang, ada yang legawa satu, legawa dua, kegawa tiga dan legawa empat atau lima.

Rencananya padi yang disawah ini, setelahbpanen pertama akan juga di turiangkeun, di trubuske hingga bisa panen beberapa kali dalam sekali tanam.

Sangat menghemat wajtu dan biaya.
Seriap dua bulan setengah bisa panen, kata Pak Yudi lagi.

Saya sempat menengok dan melihat bagaimana suburnya tanaman padi Pak Yudi, daun hijau subur dan batang-batang padi yang nampaak terawat.

Disana saya bertemu Pak Wawan yang sudah cukup tua.
Memanghul cangkul, bertopi caping.
Pak Wawan pun meniru pak Yudi, bahwa setelah panen padi, beliau menuriangkeun tanaman padinya. 
Menurut Pak Wawan, dengan aistem turiang ini, bisa mengirit biaya tanam hingga seperempat total biaaya.

Menarik mang, dan jemarin merupakan pagi yang penuh berkah.

Pagi hari bertemu Pak Yudi
Mendapat infirmasi
Infirmasi menanam padi
Sistim Turiang
Sistem sekali tanam panen berulang.

Garut 13 nop 19

No comments:

Post a Comment

Mata Batin

Mata batin atau Bashirah Mata atau penglihatan bukan hanya mata atau penglihatan secara lahiriyah tetapi ada mata atau penglihatan batiniyah...