Niat kesana sering ada tapi selalu kelewatan, mungkin karena penanda yang tidak begitu nampak dari jalan yang menikung dari arah Garut, sehingga selalu kelewatan.
Kemarin pas dari arah Tasikmalaya, dan akhirnya ketemu lokasi kampung adat kampung naga.
Masuk di parkiran yang luas, ada tulisan
Kemarin, kurang lebih jam 10 pagi saya masuk lokasi, ada bus tigaperempat disana, bus itu menunggu rombongan turis dari belanda yang berkunjung ke kampung naga.
Untuk menuju lokasi saya harus berjalan menapaki jalan semen yang di bentuk undak-undak seperti tangga
Lumayan jauh untuk menuju lokasi kampung naga yang ada di lembah, lupa membawa botol air minum sehingga ngap-ngapan karena jauh juga menuruni tangga menuju lokasi kampung naga.
Tapi lelah terbayar dengan pemandangan alam yang sangat indah, ada beberapa orang sedang memancing disana, di ujung sungai yang di bendung, sementara kampung naga berada nun jauh diujung sana.
Tetap melanjutkan perjalanan, dengan menahan rasa di paha dan betis, dan tetesan keringat yang membasahi seluruh badan, cuaca cukup pengap hari itu.
Kata google jarak dari pintu masuk ke pinggir sungai ciwulan limaratus meter, tapi memang cukup melelahkan buat saya, apalagi pulangnya, karena tangga berundak itu mempunyai kemiringan empat puluh lima derajat kata google.
Setelah melewati sungai indah, nampaklah pemandangan perumahan kampung naga yang begitu bersahaja.
Ditengah hamparan sawah,
dengan latar bukit yang indah,
dan sungai di hadapannya.
Disana kampung naga.
Sungai Ci Wulan,
yang sumber mata airnya dari gunung Cikuray yang menjulang.
Kampung naga berlokasi di desa Neglasari, Kecamatan Salawu Tasikmalaya, Jawa Barat.
Tepat disisi kiri jalan, apabila dari Garut menuju Tasikmalaya.
Dua puluh enam kilometer jarak dari Garut, kata google.
Sampai di perkampungan, terasa suasana yang berbeda, dengan bangunan khas rumah orang kampung naga, rumah panggung yang beratap daun nipah, ijuk atau alang-alang.
Berdinding bilik atau anyaman bambu dengan anyaman sasag.
Ada empang dengan ikan berwarna warni,
Kemarin sempat bertemu warga yang berpakaian serba putih, karena penasaran saya coba beertanya tapi rupanya apa yang saya lakukan mengganggu mereka, saya lihat reaksi dari beberapa orang yang mungkin tetua mereka.
Saya ikuti mereka, saya lihat sebagian mereka memanggul bambu dari atas sana.
Sesampai di beberapa titik, mereka seperti melakukan ritual, ketika saya coba mendekat seseorang dari mereka berkata, teu kinging pa dan akhirnya saya meninggalkan lokasi, membuang penasaran di hati, sebagai bentuk sikap menghormati.
Menghormati tradisi yang bertahan beberapa generasi.
Setelah beberapa saat di kampung naga, saya putuskan untuk pulang, mungkin lain kali berkunjung lagi untuk mendapat informasi.
Sebab ada tradisi di kampung naga.
Ada pantangan dan tabu buat mereka, pada hari Selasa, Rabu dan Sabtu pantang buat mereka untuk membicarakan adat istiadat dan asal-usul kampung naga.
Mungkin juga hari kemarin ada pantangan buat mereka, karena hari itu mereka akan mengadakan ritual adat mulud.
Dalam perjalanan pulang saya bertemu babinsa, sambil sama-sama melepas lelah di tengah jalan naik saya dan turun buat beliau, beliau menerangkan bahwa mereka hari ini merayakan mulud, aaah ternyata memang sekarang bulan robbiul awal.
Kata pak babinsa acaranya habis dzuhur, tapi pagi ini mereka mengadakan rutual di makam leluhur, naah menyambung tetnyata, mungkin tadi mereka yang berpakaian putih-putih sedang pulang dari makam, dan ada tabu untuk berbicara, apalagi dengan orang luar, mungkin.
Dan setelah dzuhur mereka akan mengadakan acara mulud, sayang saya tidak bisa mengikuti, karena ada sesuatu yang harus pula saya hadiri siang itu, jam 14:00.
Memang kunjungan saya tidak terencana, mungkin lain lagi bisa lebih terencana.
Disinilah, di masjid yang diujung sana, acara mulud akan di laksanakan, pagi itu masih ada kesibukan menjemur padi di depan masjid, dihalaman masjid.
Bentuk dan posisi rumah adat orang kampung naga hampir semua sama, memanjang arah barat dan timur, dan rumah menghadap ke utara atau selatan, dan posisi pintu yang hampir sama pula.
Enjoy poto-poto yang berhasil saya ambil kemarin
Sambil jalan poto sana-poto sini dengan camera hp yang praktis,
Kampung adat kamoung naga.
Di area parkir ada penjual souvenir dan warung kopi,
Sejenak sambil melepas lelah, ngopi dan mengisi perut secukupnya sebelum lanjut berangkat ke Garut.
Kampung Naga Tasikmalaya.
No comments:
Post a Comment