Tapi terkenalnya terminal Purabaya Surabaya, sama seperti bandara Juanda Surabaya padahal lokasinya sebenarnya di kecamatan Sedati kabupaten Sidoarjo, lain lagi ceritanya tentang embong bunder Waru, padahal lokasinya di menanggal Surabaya.
Unik memang hubungan Sidoarjo Surabaya.
Terminal cukup keren menurut saya, tertib, rapih dan bersih.
Ketika memasuki terminal keberangkatan, untuk penumpang antar Kota antar propinsi akan Naik keatas melalui eskalator, kalau poto di atas lokasi eskalator yang di ujung kanan itu.
Selanjutnya setelah diatas, penumpang akan di arahkan ke gate sesuai tiket, seperti gerbang belalai yang Ada di airpot.
Di gate itu, penumpang akan langsung turun ke parkir bus yang di tuju, sesuai yang tertulis ditiket.
Jadwal pemberangkatan pun relatif tepat waktu.
Sudah lama tidak Naik bus eksekutif, lagi perjalanan nostalgia.
Nostalgia perjalanan Surabaya Bandung dengan bus pahala kencana.
Dulu lalu, termasuk bus favorite Bandung Surabaya, sama halnya ketika tinggal di Serang Banten, Rosalia indah favoritnya.
Hari ini, tiket tertulis Bungurasih Bandung tapi ternyata bus yang jurusan Bandung adanya dipool sehingga Dari terminal Purabaya di langsir dengan bus lain, untuk di bawah ke pool di Jalan Arjuna Surabaya.
Masuk bus di check tiket, Dan dipersilakan duduk bebas, Mana yang kosong, alasannyakan di langsir, baru setelah di pool di bus sesuai jurusan Dan nomor seatnya.
14:30 wib Dari Bungurasih, terminal Purabaya di bawah ke Jalan Arjuna pool bus pahala kencana.
Perjalanan cukup lancar, bus masih bisa melaju 40-80 kph, dijalan Kota yang cukup hijau, kanan Kiri Jalan di Surabaya nampak hijau, indah rapih Dan bersih.
Tepat 15:30 wib Dari pool Jalan Arjuna Surabaya bus berangkat, penumpang penuh ternyata.
Dari pool bus putar balik, menuju pintu tol, Dan masuk tol Surabaya Gersik.
Selanjutnya bus menempuh jalur pantura, Jalan nasional.
Lamongan Dan seterusnya.
Enjoy the trip, pantura, goyang pantura.
19:00 wib istirahat makan sholat di Tuban disebuah restoran di sambut hujan.
Jadi adem
Jadi ayem
15 menit istirahat lanjut perjalanan.
Selanjutnya sepanjang jalan pantura dengan dinamika yang ada di sepanjang jalan, hingga memasuki kota Semarang.
Dari Semarang masuk tol yang panjang itu.
Terlalu asik diperjalanan, sayapun pules tertidur, terbangun ketika crew bus mengumumkan istirahat sholat subuh, di sebuah restoran di Sumedang, jam tangan menunjukkan angka 04:30 wib.
Rupanya bus keluar tol yang panjang itu.
Mungkin keluar dari pintu tol Kertajati, seperti lebaran yang lalu ketika saya keluar dari pintu keluar tol itu.
Setelah lima belas menit bus berangkat.
Melewati jalur nasional, Bandung Cirebon.
Dulu banget sering melewati jalur ini, Cirebon Bandung atau Bandung Cirebon, karena saya tinggal dan kerja di Inderamayu.
Jalan meliuk kanan meliuk kiri, jalur padat dari arah depan pun padat, diperlukan konsentrasi dan daya tahan fisik tinggi buat pak sopir.
Meliuk kiri meliuk kanan.
Arah depan kosong salip yang lelet, kurang pergitungan tekor ditikungan, asik ya.
Ketika jalan melambat, pedagang di izinkan masuk.
Pedagang tahu.
Tahu Sumedang yang melegenda itu.
Saya tidak beli
Di jalan saya tidak berani mengisi perut dengan yang berat-berat,
takut dengan akibat.
Tarahu tarahu nu haneut nu haneut sarapan sarapan nu bade nu bade manga 😊😊😊. Pedagang nawarkeun.
Diperempatan,
Jalan melambat,
Pedagang melompat,
Melompat keluar.
Bus kembali melaju.
Dijalan meliak meliuk.
Diatas jurang cadas pangeran.
Jadi ingat pengalaman nakal.
Dulu banget, saya pernah menipu orang satu bus.
Ketika macet, macet lama, jenuh macet, posisi pas di atas cadas pangeran.
Saya duduk di jendela kiri, arah Cirebon Bandung.
Karena jenuh macet, keluar iseng.
Tiba-tiba dengan cepat saya berdiri dan melongok ke arah jurang cadas pangeran, 😀🤣😀🤣😀🤣.
Seketika orang satu bus pun berusaha mengikuti gerakan saya, berebut melongok, ada apa, ada apa.
Saya tertawa, jadi rame suasana bus, hilang jenuh, hilang penasaran 😊.
Kenangan bus malam
No comments:
Post a Comment