Thursday, October 31, 2019

TUGU YOGYA

ꦠꦸꦒꦸ​ꦔꦪꦺꦴꦒꦾꦏꦂꦠ

It is the most popular landmark of Yogyakarta, located right in the center of the crossroad between the Mangkubumi, Soedirman, AM Sangaji and Diponegoro roads.

Aside being a symbol of the city of Yogyakarta, the monument also has an imaginary axis between the South Sea, Kraton and Mount Merapi.

Tugu Yogya really  become more spectacular at night when lit up.

Ada pepatah mengatakan mengunjungi Yogyakarta tidak afdhol jika tidak mengunjungi Tugu Yogya.

Sepertinya pepatah itu jadi kenyataan.

Terbukti pada malam hari banyak wisatawan dari luar daerah yang menyempatkan diri mengunjungi Tugu Yogya yang terletak tepat di persimpangan jalan yang lalu lintasnya padat dan ramai tersebut.

Tugu Yogya tidaklah sebesar Monas di Jakarta atau tugu pahlawan Surabaya, namun dari segi pengunjung, tempat wisata di Yogya ini juga tidak kalah karena setiap hari ada saja wisatawan yang mampir dan foto-foto disini.

Bentuk tugu Yogya dahulu sebenarnya tidak seperti yang sekarang kita kihat.

Tugu Yogya pada jaman dahulu memiliki ketinggian sekitar 25 meter dengan puncaknya yang bulat. 

Dahulu monumen ini bernama Golong Gilig, mengingat  bentuk tiangnya yang silinder atau gilig dalam bahasa jawa, puncaknya  bulat atau Golong dalam bahasa jawa. 

Dibangun oleh Sri Sultan Hamengku Buwono pertama pada tahun 1755 M. Sebagai penanda ketika Sri Sultan bersemedi menghadap utara ke arah gunung Merapi. 

Yang mempunyai arti manunggaling kawula gusti, sebagai perlambang persatuan penguasa dan rakyat dalam melawan penjajah atau sebagai lambang hubungan antara manusia dan sang pencipta. 

Menurut catatan sejarah, pada tanggal 10 Juni 1867, Tugu Yogyakarta roboh akibat getaran gempa di wilayah Yogyakarta.

Atas prakarsa Pemerintah Hindia Belanda dan Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat,  pada tahun 1889 tugu Yogya di renovasi kembali, dan diresmikan oleh Sri Sultan Hamengku Buwono VII pada tanggal 3 Oktober tahun 1889 M,  dengan bentuknya seperti sekarang.

Tugu Yogya merupakan salah satu pusat wisata malam selain Malioboro dan Kawasan titik 0 kilometer.

Banyak wisatawan berfoto dengan latar belakang Tugu Yogya, atau sekedar duduk di taman yang disediakan.

Banyak kuliner di sekitar kawasan Tugu Yogya, mulai dari gudeg makanan khas Yogya, kafe, angkringan, ataupun hanya sekedar minuman ringan semua ada disini.

Waktu yang tepat mengunjungi tugu Yogya adalah malam hari, semakin indah terabadikan di bingkai kamera. 




Tugu Yogya juga di kenal dengan tugu Malioboro.



https://youtu.be/SRvubo6hprA

Wednesday, October 30, 2019

Monumen Jayandaru-SIDOARJO


Di jepret nganggo HaPe

Jayandaru itu adalah Wahyu kemenangan atau Wahyu kejayaan.

Jayandaru berasal dari bahasa Sansekerta.
Jayandaru adalah pohon jatiwasesa yang tumbuh di lingkungan sebuah kerajaan.

Mungkin yang di harapkan oleh para pemimpin Kabupaten Sidoarjo adalah kejayaan bagi warga Sidoarjo, kejayaan, kemakmuran, kesejahteraan warga sidoarjo, ketika membangun monumen tersebut. (yang membangun pihak swasta, dari dana bantuan PT Sekar...sumber PressReader).

Monumen Jayandaru sebagai simbol kebanggaan kabupaten Sidoarjo, ikon baru kabupaten penghasil bandeng dan udang, tak heran ada simbol bandeng dan udang di monumen tersebut.

Ada kerupuk, simbol kerupuk di monumen tersebut. 
Kabupaten Sidoarjo adalah salah satu produsen kerupuk udang, kerupuk terung yang begitu gurih dan aroma udang terasa di setiap kunyahan.

Monumen Jayandaru juga sebagai simbol bahwa Kabupaten Sidoarjo adalah kota UMKM.

Monumen Jayandaru ada di tengah-tengah pusat kota Kabupaten Sidoarjo.

Monumen Jayandaru sebagai simbol kedinamisan warga Kabupaten Sidoarjo sebagai pelaku UMKM.

Monumen Jayandaru terletak di alun-alun Kabupaten Sidoarjo, menjulang, nampak jelas dari jalan utama Surabaya Malang.

Monumen Jayandaru menjadi tempat rekreasi buat warga Sidoarjo.

Saya terkejut ketika melintas disana.

Dulu belum ada ketika saya masih kecil disana.

Tuesday, October 29, 2019

Situ Cangkuang atau Candi Cangkuang




Salah satu obyek wisata yang menarik di kabupaten Garut adalah Candi Cangkuang. Candi Cangkuang adalah candi Hindu yang pertama kali di temukan di tatar tanah sunda dan satu-satunya candi hindu di tatar tanah sunda.

Candi Cangkuang terletak di wilayah Cangkuang di Kampung Pulo kecamatan Leles kabupaten Garut. Candi Cangkuang terletak bersebelahan dengan makam Embah Arief Muhammad, tokoh penyebar agama Islam di Jawa Barat, leluhur penduduk kampung Cangkuang. 

Sesuatu yang unik dari situ cangkuang adalah bersandingnya makam embah Dalem Arief Muhammad, leluhur masyarakat Kampung Pulo yang merupakan penyebar agama Islam dengan Candi Hindu, Candi Cangkuang.

Nama Cangkuang di ambil dari nama kampung tempat candi berada, sedang kata cangkuang di ambil dari nama tanaman sejenis pandan yang banyak terdapat di sekitar makam DalemEmbah Arief Muhammad. Tanaman ini daunnya bisa di manfaatkan untuk membuat tudung, tikar dan pembungkus.

Situs Cangkuang terdapat di tengah pulau yang di kelilingi danau kecil atau situ dalam bahasa sunda, sehingga untuk mencapai lokasi situs, harus melalui/naik rakit melintasi situ.

Aslinya kampung pulo dahulunya seluruhnya dikelilingi danau, akan tetapi kini tinggal bagian utara saja yang masih berbentuk danau, sedangkan bagian selatannya sudah menjadi area pesawahan. 


Selain Candi Cangkuang di Kampung Pulo terebut juga terdapat pemukiman adat kampung pulo yang juga menjadi cagar budaya. 

Sejarah Kampung Pulo, berasal dari Embah Dalem Arief Muhammad penyebar agama Islam di kampung Cangkuang. Beliau mempunyai enam anak perempuan dan satu anak laki-laki. Di dalam Kampung Pulo terdapat enam rumah dan satu musholah. Enam rumah untuk anak perempuan Embah Dalem Arief Muhammad sedangkan satu mushollah untuk satu-satunya anak lelaki. Sampai sekarang hanya ada tujuh bangunan disana, sebagai simbol putra putri embah. Karena di komplek kampung pulo tidak boleh menambah kepala keluarga, misalnya ada anak-anak mereka menikah maka paling lama dua minggu mereka akan tinggal disitu selanjutnya akan keluar kampung, kecuali kalau orang tua mereka meninggal maka mereka bisa kembali untuk mengisi kekosongan tersebut.

Lokasi situ Cangkuang terdapat di lembah subur yang di kelilingi gunung-gunung besar, Gunung Kaledong, Gunung Haruman , Gunung Guntur dan Gunung Mandalawangi. 


Semua informasi tentang cerita, sejarah kampung pulo akan bisa di dapat kalau sempat mengunjungi Situ Cangkuang Garut 😉😉😉


Monday, October 28, 2019

Taman Wisata Alam dan Cagar Alam Pangandaran

Bagi masyarakat Jawa Barat tentu nama Pangandaran sudah tidak asing lagi, kawasan pantai di Pangandaran dengan ombaknya yang besar, banyak perahu yang bersandar, dengan aneka warna perahunya. 

Mungkin untuk sebagian orang bahwa pangandaran itu hanya pantai indah tempat untuk melepas lelah.

Padahal

Sebenarnya di pangandaran ada beberapa tempat yang layak untuk dijadikan tempat berwisata, salah satunya adalah taman wisata alam dan cagar alam pangandaran. 

Sebuah kawasan dengan hutannya yang lebat dan faunanya yang khas yang ada didalamnya. Di kawasan ini pun ada pantai putihnya yang cukup ramai pengunjung. Fauna yang dapat dijumpai didalam kawasan cagar alam ini diantaranya monyet ekor panjang, lutung, kalong, banteng, rusa, kancil, landak, biawak dan tentunya beberapa jenis ular yang ada disana. Untuk menuju ke lokasi pengunjung bisa menyewa perahu nelayan setempat. 

Berjalan sepanjang taman cagar alam pangandaran memberikan pengalaman yang berbeda, menyusuri jalan setapak di antara rindangnya pohon hutan, dari jauh terdengar teriakan lutung atau sejenis monyet, cicit suara burung dan kalau beruntung kelelawar berukuran besar akan nampak bergantungan di selah-selah pohon yang besar. Hal menarik dan tentunya akan bisa menambah wawasan buat anak-anak, bahwa kita perlu menjaga kelestarian alam dan keanekaragaman hayati.

Disamping itu, di tengah perjalanan, kawanan rusa yang jinak akan terlihat berjalan tanpa malu melintas di hadapan. 

Berlarian, berlompatan dengan lucu diantara pepohonan sambil sesekali terdengar lengkingan suara mereka.

Jangan lupa membawa kacang kulit, yang bisa didapat dari para penjual kacang disana. 

Kawanan monyet liar akan menyapa dan menghampiri, ada yang agak agresif tapi banyak yang lucu dan jinak sehingga pengunjung tidak perlu takut. 

Tontonan yang menyenangkan di alam liar.  Tidak hanya itu, Taman wisata alam dan cagar alam pangandaran juga terdapat beberapa gua, tentu pengunjung memerlukan guide agar bisa mengunjungi tempat-tempat tersebut.

Ada batu layar, air terjun di bagian selatan kawasan wisata, pantai pasir putih yang bisa dikunjungi didalam kawasan taman wisata alam dan cagar alam pengandaran. Tidak hanya itu saja, di dalam kawasan taman cagar alam ini juga terdapat padang rumput yang luas, disana akan dijumpai kawanan banteng dan rusa.

Tentunya untuk bisa mengeksplore kawasan wisata alam dan cagar alam pangandaran supaya optimal, diperlukan guide yang ada disana. Tersedia guide yang akan mengantar pengunjung ke spot-spot yang diinginkan. Disana tidak ada warung, bekal makanan dan minuman secukupnya harus di persiapkan selama perjalanan. 

Saturday, October 26, 2019

Kawah Talaga Bodas Garut

KawahTalaga Bodas, berada pada ketinggian 1512 mdpl tepatnya didesa Sukamenak kecamatan Wanaraja Garut. Kawah Talaga bodas merupakan kawah vulkanik yang  airnya berwarna putih, menjadi sebuah danau.

Meskipun demikian kawasan wisata kawah talaga bodas ini aman dikunjungi.

Letak geografis dikelilingi pegunungan dan di pagari hutan yang rimbun menambah suasana yang indah dan asri sehingga cocok menjadi salah satu tempat tujuan wisata pegunungan bagi orang perkotaan. 

Kurang lebih 20 km jarak ke lokasi dari terminal Guntur Garut, pengunjung bisa naik angkot menuju Wanaraja selanjutnya di pertigaan menuju lokasi pengunjung melanjutkan dengan naik ojek ke lokasi. Bagi yang membawa kendaraan sendiri agar di perhatikan kondisi kendaraan karena jalan menuju lokasi ada tanjakan dan tikungan bahkan beberapa tempat boleh di katakan licin sehingga harus benar-benar di perhatikan kondisi rem kendaraan.


Air dari KawahTalaga Bodas yang mengalir ke sungai di sekitarnya dikelilingi pohon dan rerumputan benar-benar menyuguhkan keindahan dan suasana yang menawan. Air yang mengalir di sungai ini tidak terlalu dalam sehingga tidak terlalu berbahaya bagi pengunjung yang tidak bisa berenang.

Suasana alam pegunungan dan berkabut di saat- saat terentu, di tambah dengan kondisi air yang mengeluarkan uap air dari air yang berwarna putih benaar-benar menyuguhkan pemandangan yang indah.



Tidak hanya kawah talaga bodas atau danau dengan air yang putih, disana pengunjung pun bisa berendam air panas disudut lain dari kawasan wisata kawah talaga bodas ini, jalan menuju lokasi apabila pengunjung menempuh jalan kaki, akan memberi pengalaman berbeda karena pengunjung akan melewati rindangnya pohon hutan dan rumput yang tinggi dan jalan bebatuan diantara aliran sungai yang airnya sangat dangkal. Pengalaman yang indah dan menyenangkan buat kita, terutama anak-anak.


Gambar dikanan di ambil dari sudut lokasi berendam air panas di kawah talaga bodas Garut.

Ada mushola disekitar lokasi sehingga saudara muslim tidak perlu khawatir apabila masuk waktu sholat.


Suasana berbeda akan pengunjung rasakan apabila kabut datang, kadang cukup gelap sehingga benar-benar memberikan suasana mistis tapi eksotis 😀.
Rimbunan pohon hutan seakan hilang tertelan kabut tebal samar-samar mata memandang, 
ada riak gelombang dari air putih kawah talaga bodas, 
ditengah kawah ada hitam tonggak kayu yang samar terlihat...................
akan benar-benar kita alami apabila sempat mengunjungi Kawah Talaga Bodas Garut.

Thursday, October 24, 2019

Blimbingsari


Di kabupaten Banyuwangi terdapat kecamatan yang bernama Blimbingsari, desa Blimbingsari.
Disitu pula ada bandara yang bernama Blimbingsari sebelum berubah nama menjadi Bandar Udara Internasional Banyuwangi, BWX. Bandara udara Hijau pertama di Indonesia, mempunyai landas pacu sepanjang 2.500 meter dan lebar 45 meter ini diresmikan tanggal 29 Desember 2010 yang tanda tangan peresmiannya dilakukan oleh wakil menteri perhubungan saat itu Bambang Susanto, gubernur Jawa Timur saat itu Soekarwo dan bupati Banyuwangi saat itu Abdullah Azawar Anas.



Bandar udara internasional Banyuwangi yang awalnya bernama bandara Blimbingsari, selain digunakan untuk penerbangan komersial juga digunakan untuk keperluan pendidikan penerbangan. Ada Balai Pendidikan dan Pelatihan Penerbangan Banyuwangi (BP3B), Bali Internasional Flight Academy (BIFA) dan Mandiri Utama Flight Academy (MUFA).

Terminal bandara udara Blimbingsari mengusung konsep hijau dan ramah lingkungan. Bisa dilihat dari bentuk bangunan yang di disain mirip ikat kepala khas Banyuwangi/ wong osing, pada atap terminalnya di tanami tanaman yang memberi kesan hijau dan segar, di beberapa sudut ada kolam ikan yang menambah kesegaran, ditambah berbagai jenis ikan hias di dalamnya serta pencahayaan alami dari atap sunroof.


Pelayanan penerbangan dengan berbagai tujuan oleh maskapai penerbangan nasioanl baik dari dan menuju bandara udara Blimbingsari diantaranya : Citilink, Garuda Indonesia, Wings Air, Nam Air dan Express Air.




Adapun transportasi darat dari dan menuju bandara udara Blimbingsari ada bus Damri dan taxi resmi tujuan kota Banyuwangi atau beberapa kota sekitar Banyuwangi.

Kini dengan adanya bandara udara Blimbingsari mobilitas manusia dari dan menuju kabupaten paling ujung timur provinsi Jawa Timur ini menjadi semakin mudah dengan alternatif penerbangan yang bertambah banyak. Otomatis roda perekonomian kabupaten Banyuwangi akan terangkat pula, apalagi sektor pariwisata seiring dengan banyaknya festival yang di sponsori oleh pemerintah kabupaten Banyuwangi. Wisata alam yang eksotik, kawah ijen, pantai yang indah dll akan semakin dikenal baik regional, nasional dan internasional.

Meskipun namanya telah berubah menjadi Bandar Udara Internasional Banyuwangi, BWX namun nama Bandar Udara Blimbingsari tetap di ingat oleh masyarakat 😃😃😃😃😃.

Candi Prambanan


Candi Prambanan atau di kenal dengan Candi Roro Jonggrang adalah komplek candi Hindu terbesar di Indonesia yang di bangun abad 9 M. Candi ini di persembahkan untuk trimurti yakni 3 dewa utama dalam agama Hindu, Brahma, Wishnu dan Shiwa. Berdasarkan prasasti Siwaghra sebenarnya komplek candi ini bernama Candi Siwaghra yang berarti Rumah Shiwa. Memang di garbagriha atau ruang utama candi Prambanan ini terdapat patung siwa setinggi tiga meter.

Komplek candi ini berada di kecamatan Prambanan Klaten Jawa Tengah dan Kecamatan Prambanan Sleman DI Yogyakarta, arah timur laut dari DI Yogyakarta kurang lebih 17 km sebelah kiri jalan utama Yoyakarta - Klaten Jawa tengah. Persisnya pas di perbatasan kedua Propinsi. 
Komplek Candi Prambanan termasuk dalam situs warisan dunia UNESCO.
Candi Prambanan ini termasuk komplek candi Hindu terbesar dan terindah di Indonesia bahkan Asia Tenggara.
Arsitek Candi Prambanan tinggi ramping dan di tengah-tengahnya Candi Siwa menjulang tinggi sebagai candi utama dan di kelilingi candi-candi kecil di sekitarnya.
Berdasarkan catatan yang ada prasasti siwaghra, candi prambanan di bangun pada tahun 850 M oleh Rakai Pikatan dan di teruskan oleh Balitung Maha Sambu pada masa kerajaan Medang Mataram.


Komplek Candi Prambanan merupakan salah satu tujuan wisata yang sangat menarik di wilayah DI Yogyakarta dan Jawa Tengah. Disamping lokasinya yang sangat mudah terjangkau, persis sebelah kiri jalan utama Yogyakarta Solo di perbatasan DI Yogyakarta dan Jawah Tengah dari arah Yogyakarta menuju Solo.
Banyak spot-spot foto yang sangat menarik bagi para wisatawan yang senang dengan dunia fotografi dan tentunya nilai sejarah yang sangat tinggi yang perlu diketahui oleh kita generus anak negeri.


Candi Siwa yang merupakan Candi Utama dikomplek Candi Prambanan

Halaman dalam merupakan area paling suci dari komplek Candi Prambanan. Area pelataran ini berbentuk bujur sangkar dengan pagar batu dan empat pintu utama penjuru mata angin. Halaman berpasir ini di dalamnya terdapat delapan candi utama. Tiga candi utama yang di sebut candi trimurti yang di persembahkan untuk tiga dewa hindu, Brahmana, Wisnu dan Siwa.

Kemuncak berbentuk wajra
Candi Siwa merupakan candi utama di komplek Candi Prambanan dengan tinggi mencapai 47 meter dan luas 34 meter. 
Mahkota candi ini berbentuk wajra sebagai perlambang intan dan halilintar. Bentuk wajra ini merupakan modifikasi dari bentuk stupa yang terdapat pada candi Budha. 

Candi siwa ini di kelilingi oleh lorong yang dindingnya di hiasi relief  kisah Ramayana pada pagar langkan yang diatasnya di pagari dengan kemuncak berbentuk wajra. 
Untuk bisa memahami alur cerita ramayana pengunjung bisa memasuki candi siwa dari pintu sebelah timur dan memutari candi searah jarum jam. Kisah ramayana di lanjutkan di relief yang ada di candi brahma.

Candi Siwa di apit oleh Candi Wisnu di sebelah utara dan Candi Brahma di sisi selatan. 



Di depan candi trimurti  terdapat tiga candi wahana yang merupakan kendaraan dari tiga dewa tersebut., diantaranya lembu nadi sebagai wahana Siwa, angsa wahana Brahma dan garuda wahana wisnu.

Selanjutnyaa dalam komplek candi prambanan ini ada candi apit, candi kelir dan candi patok.

Pada weekend dan hari libur nasional pengunjung komplek candi prambanan akan meningkat. Dan pada hari-hari tertentu pengunjung bisa menyaksikan pentas sendratari ramayana prambanan.

Pada hari biasa jumlah pengunjung tidak seramai seperti weekend dan hari libur nasioanl.

Pada tahun 930  Mpu Sindok memindahkan kekuasaan ke Jawa Timur, seiring dengan pemindahan kekuasaan ini komplek candi prambanan menjadi terlantar dan lambat laun terjadi kerusakan.

Diperkirakan akibat gempa bumi yang hebat pada abad ke 16, komplek candi prambanan luluh lantak. Meskipun keberadaan candi  prambanan di ketahui oleh warga sekitar tetapi mereka tidak mengetahui sejarah di balik keberadaan candi tersebut. Sehingga berkembang mitos tentang raksasa yang membangun candi semalam seperti yang kita dengar dalam kisah dongeng Roro Jonggrang.

Pada tahun 1733 seorang berkebangsaan Belanda C Lion menemukan komplek Candi Prambanan dan sejak saat itu mulai di rintis pemugaran kembali komplek candi prambanan ini.

Wednesday, October 23, 2019

Wisata Gunung Papandayan Garut


Wisata Gunung Papandayan Garut

Gunung Papandayan Garut adalah gunung vulkanik yang terletak di antara dua desa, Sirnajaya dan Kramatwangi, Kecamatan Cisurupan Garut ini merupakan salah satu destinasi wisata unggulan di kabupaten yang terkenal dengan dodol dan domba bertanduk panjang melingkar itu.

Memiliki ketinggian 2.665  mdpl, Gunung Papandayan Garut terbilang sangat ramah bagi para wisatawan, khususnya mereka yang tidak terbiasa dengan aktivitas pendakian.

Trek gunung Papandayan  tidak terlalu curam tanjakannya sehingga tidak begitu masalah bagi yang belum pernah punya pengalaman mendaki gunung. 

Bahkan  warung dan toilet  tersedia di sejumlah titik area pendakian gunung papandayan, ini sangat membantu pengunjung yang letih, ingin makan, atau sekedar ingin buang air dan tidak perlu repot membawa bekal air minum yang kadang terasa memberatkan pendakian.

Jika mengunjungi kawasan wisata alam gunung Papandayan, anda akan bertemu dengan pengunjung yang datang dari kalangan usia beragam, mulai anak-anak hingga orang tua, lihat gambar yang berhasil terabadikan kamera.
Begitu santai untuk berjalan menuju kawah Papandayan.




Gunung Papandayan memiliki kawah aktif yang masih mengeluarkan asap belerang.



Terdapat beberapa kawah, satu kawah utama dan beberapa lainnya kawah-kawah kecil yang juga terlihat mengeluarkan asap.



Trek pendakian gunung papandayan yang tidak terlalu curam, sehingga begitu mudah pendakian meskipun sekeluarga dengan membawa anak-anak.




Pemandangan yang tersaji sangat menakjubkan, bahkan sepanjang perjalanan sampai ke lokasipun kita akan di suguhi pemandangan yang menakjubkan di sekitar gunung papandayan.


 
Pemandangan hijau dedaunan yang menyegarkan mata dengan terpaan angin yang sejuk membuat tak terasa penat di badan.



Tuesday, October 22, 2019

Garut


Aku mulai menetap di garut sejak 2012 yang lalu, ya memang selain  punya istri orang Garut banyak sih alasan mengapa aku memilih Garut sebagai tempat tinggal.

Alamnya indah, udaranya sejuk dan lain lain deh alasan yang bikin aku betah tinggal di Garut.

Kalau browsing di google sih informasi letak geografisnya seperti ini,
Kabupaten Garut itu terletak di Provinsi Jawa Barat bagian Selatan pada koordinat: 
6º56’49” – 7 º45’00” Lintang Selatan dan 107º25’8” – 108º7’30” Bujur Timur.

Adapun ketinggian, kalau aku lihat di jam tangan  (gak usah disebut ya mereknya)menunjukkan di kisaran lebih kurang 740 mdpl, itu di tempat tinggalku.

Setelah sekian tahun tinggal di Garut, timbul nih keinginan nulis di blog.

Ditulisan pertama ini hanya sekedar berbagi informasi sedikit tentang Garut dan mungkin di tulisan-tulisan yang akan datang akan lebih aku eksplor lagi tentang Garut.

Tentang alamnya, tentang tempat pariwisatanya,tentang orang-orangnya (mojangnya hehe)  mudah-mudahan ada semangat dan waktu untuk bisa lebih mengeksplor tentang Garut, dan tentunya akan aku sertai poto poto hasil intipanku melalui kaca pengintip kamera DSLR  atau lewat hp.

Dari rumahku, kalau berdiri melihat kedepan akan terjulang gunung Cikuray yang tinggi, menoleh kekanan gunung Papandayan nampak begitu indah celah kawahnya, di putar kekanan lagi akan terlihat kawasan wisata pemandian air panas Darajat, menengok ke kanannya lagi akan Nampak gunung Guntur garut yang terkenal itu, indah kan ya?

Suhu udara rata-rata di kisaran 20 derajad C, pada bulan July Agustus bisa sampai 12 derajat celcius, bisakan ya di bayangkan sejuknya.

Kabut? Ah itu sepuluh tahun lalu masih bisa terlihat di sekitar rumahku, sekarang sudah tidak ada lagi. Apa mungkin karena efek pemanasan global ya. Tapi kalau pagi kita buka mulut masih lo, terlihat hawa panas keluar dari mulut hehehehe bau kali ya.


Nah gambar diatas, pagi hari aku ambil didepan rumahku, jalan raya itu adalah jalur utama dari Garut kota menuju arah Pameungpeuk. Pemandangan ini kalau dari rumahku, kita menengok kanan, berarti menuju Pamaungpeuk dari Garut kota dan yang nampak itu adalah gunung Papandayan.

Kalau ke belakang rumahku, akan nampak pemandangan seperti gambar di bawah ini


Indahkan ya, sejuk segar, ini juga jadi satu dari banyak alasan kenapa saat ini aku memilih Garut menjadi tempat tinggal.



Gambar di atas kalau kita menengok kiri jalan itu menuju Garut kota dan ke Bandung, gambar ini aku ambil pagi hari menjelang terbit matahari.
  
PANEN

Dibelakang rumahku terhampar sawah yang masih luas ( sawah orang lain ya hehehe bukan punyaku).

Saat musim panen, saat petani memanen padi saat itu indah sekali suasana yang tergambar

Memanfaatkan rontokan padi penggembala membawa bebeknya untuk memakan rontokan padi yang jatuh.
Petani memotong padi untuk selanjutnya di rontokkan dari batangnya 


Rombongan bebek dilepas liar di pesawahan yang telah dipanen






Suasana yang sudah tidak bisa aku jumpai lagi di daerah tempat aku lahir dan tumbuh sampai remaja.
Dulu 30 tahun yang lalu masih terasa segar dengan bentangan sawah yang sangat luas di tempat aku dilahirkan, tetapi sekarang penuh bangunan rumah dan jalan tol menuju bandara Juanda.

SUATU PAGI


Foto ini aku ambil kurang lebih 10 tahun yang lalu, didepan rumah. 

Tapi sekarang background pepohonan itu sudah tidak nampak, karena sudah berdiri rumah makan disana.


Semangat anak-anak untuk menuntut ilmu, berjalan melewati jalan setapak di tengah sawah menuju jalur utama jalan Garut –Pameungpeuk untuk berangkat sekolah di pagi hari. 

Buat mereka itu hal yang sudah rutin tapi mungkin buat teman-teman yang tinggal di Jakarta atau Surabaya akan terasa dingin di jam-jam seperti ini, indah ya. 

Mungkin kalau mereka sempat membaca tulisan ini dan mengenali diri mereka, poto ini akan jadi kenangan yang indah buat mereka ya.



Suasana seperti ini pun akan bisa teman-teman rasakan apabila sempat berkunjung ke Garut, nanti mudah-mudahan sempat menulis lebih banyak tentang lokasi ini di edisi tulisan yang akan datang.

Pada tulisan kali ini aku hanya akan menampilkan cuplikan-cuplikan gambar yang bisa membuat aku ikut bangga dengan keindahanan alam dan suasana di Garut.


Seperti di negeri dongeng ya, kenangan yang indah, ada sedikit kesedihan kalau aku lihat foto ini, salah satu dari mereka sudah menghadap penciptanya saat ini. 

Mungkin orang Garut asli sudah bisa menebak, kira-kira lokasi ini dimana,  tapi biarlah akan aku ceritakan nanti di tulisan-tulisan akan datang.

Hehehe kan ini baru mulai belajar menceritakan betapa indahnya kondisi alam Garut.



Momen indah pagi hari dua anak yang sedang bermain di halaman rumah mereka.

OLAH RAGA


Suasana minggu pagi di lapangan sepak bola Bayongbong Garut, masyarakat biasanya ramai bermain bola bersama. 

Bahkan ada beberapa Sekolah Sepak Bola lokal yang rutin berlatih di sini setiap minggu pagi, kebayangkan betapa segar udaranya. Dengan latar belakang gunung Cikuray yang menjulang.



Lapangan Kherkoff, setiap pagi akan kita jumpai masyarakat yang berolah raga bersama di sini. Ada yang jalan sehat, ada yang lari pagi, ada yang senam pernafasan dan macam-macam kegiatan oleh masyarakat.

Kalau kita datang kesini hari minggu pagi, suasananya akan sangat berbeda dengan hari-hari biasa, begitu ramai dan padatnya lapangan Kherkoff pada minggu pagi. Banyak pula pedagang yang berjualan pada hari tersebut.

BATAS KABUPATEN GARUT
Kalau ini hasil mencari di google, dan aku temukan seperti di bawah ini.
Timur  : Kabupaten Tasikmalaya
Barat  : Kabupaten Bandung dan Kabupaten Cianjur
Utara  : Kabupaten Bandung dan Kabupaten Sumedang
Selatan: Samudera Indonesia

Kalau teman-teman akan berkunjung ke Garut ada beberapa Jalur yang bisa di tempuh. 

Pada umumnya kepadatan Garut terjadi pada weekend atau hari libur nasional. 

Kebanyakan para pelancong mengambil jalur Bandung lewat Cilleunyi menuju Nagreg dan selanjutnya ke Garut.

Nanti lain kali disambung ditulisan berikutnya, harapanku bisa manfaat bagi teman-teman yang membaca.

Mata Batin

Mata batin atau Bashirah Mata atau penglihatan bukan hanya mata atau penglihatan secara lahiriyah tetapi ada mata atau penglihatan batiniyah...