Saturday, November 30, 2019

Melintas di langit Banyuwangi

Pagi itu cerah
Matahati Panas menyengat
Badan berkeringat
Tepat pukul 09:00 pagi tanggal 29 Nov 2019 sudah waktunya berangkat
Berangkat menunaikan tugas
Tugas kewajiban
Kami melintas di jalan beraspal yang panas
Menuju helikopter yang terparkir di ujung landasan yang panas



Semua naik, kencangkan sheetbelt
Kenakan life vest
Kenakan tutup telinga, ear mop
Ada isyarat dari crew hlo, engine nomor satu segera start.
Bergetar terasa
Pilot memperhatikan semua parameter, memastikan mesin aman, kondisi prima untuk terbang
Di pastikan semua aman, mesin nomor dua start
Bertambah getaran yang terasa
Pilot mengecek dan memperhatikan semua sistem aman
Thumb up, pelan namun pasti helikopter menuju ujung landas pacu
Setelah semua normal, langsung badan helikopter terasa, pelan-pelan terangkat
Miring ke kanan pada awalnya
Setelah ketinggian tertentu, terasa helikopter maju
Maju melaju ke arah utara
Menuju lokasi kerja

Di tengah perjalanan
Masih di langit bumi Blambangan
Terlihat gumpalan-gumpalan
Gumpalan putih, awan
Ada pemandangan yang menakjubkan
Ada gumpalan awan
Di atas lapangan
Atau tanah lapang
Di atas awan
Di bawah di tengan lapangan
Gumpalan hitam bayangan
Bayangan hitam di tengah lapangan
Bayangan dari atas dari gumpalan awan



Awan berarak
Diatas tanah yang terlihat panas
Hujan tertahan
Kemarau semakin lama

Semakin sibuk mencari
Mencari pemandangan kanan kiri
Tangan kanan memgang hp yang tidak mati
Mengabadikan setiap momen 
Setiap keindahan yang nampak dari atas
Dari atas bumi Blambangan.

Tak terasa dua puluh menit sudah
Terasa helikopter pelan merendah
Suara alarm dari pilot jadi pertanda
Pertanda sudah tiba
Tiba di Jokotole sudah

Pelan namun pasti
Pilot menurunkan helikopter
HLO mengamati
Petugas pemadam siap di kanan kiri
Nampak bundaran landasan heli
Landing 
Daaan segera HLo mendekati
Pintu di buka
Penumpang keluar menuju helli lounge

Kerja rotasi sudah dimulai

Jokotole 29/11/19



Friday, November 29, 2019

Dualog Crew Connection

Onboard hari pertama sudah harus memakai aplikasi dualog crew connection untuk akses internet dengan quota di batasi 1500 mb perweek.

Masih raba-raba untuk memakainya, ada user name dan password.
Agar lebih aman segera saya ganti password, karena default password semua sama, sehingga bisa di salah gunakan yang lain.
Sedang user name asal sudah terkonek dengan server akan keluar list nama user, nama karyawan yang sudah di tentukan oleh admin nya.

Percobaan, setelah log in di satu hp dan log out, lalu log in di hp yang lain dengan user name yang sama ternyata bisa berjalan dengan baik pula, artinya seandainya user name kita di ketahui orang lain sedang password juga di ketahui orang lain, saat off bisa juga quota kita di pakai orang lain.

Sepertinya hal ini perlu di coba, kalau tidak masalah dengan legal agreement tentunya 🤗🤗🤗.

Dualog crew connection adalah shoftware yang di rancang untuk crew kapal yang onboard, untuk authentication dan kontrol pemakaian internet di kapal.

Dualog crew connection adalah digital platform yang khusus di aplikasikan di dunia maritim untuk keamanan internet, email dan cloud. Koneksinya terhubung secara independen dari provider dengan alat komunikasi yang khusus.

Di perlukan crew email untuk akses ke dualog, dalam hal ini sudah di tentukan oleh admin/crew management system, dan di tempat kerja saya email yang terdaftat di buat tidak bisa digunakan. Atau mungkin nanti seiring berjalan waktu akan ada yang bisa menggunakan email yang terdaftar tersebut, maklum alat/sistem baru.

Setiap crew/user bisa melihat dan mengontrol pemakaian data yang tersedia.

Seperti yang terlihat pada gambar di atas.

Bahkan seandainya di terapkan, apabila crew memakai melebihi quota data yang di sediakan, management system bisa otomatis memotong gajih karyawan untuk setiap kelebihan pemakaian quota data yang disediakan oleh management system.

Pada saat setting awal, management system akan menentukan user name dan password  sehingga buat crew yang baru onboard dan belum pernah menggunakan aplikasi ini akan mudah mengakses untuk pertama kali, dan selanjutnya sebaiknya segera ganti default password nya untuk keamanan pribadi setiap user.

Aplikasi dualog bisa di download di application store android atau bagi pemakai iphone juga tersedia di application store apple.

Daan mulai penerapan aplikasi ini, berarti setiap crew harus benar-benar kontrol pemakaian, karena 1500 mb perminggu kalau tanpa kontrol bisa habis dalam dua atau tiga hari, sehingga empat hari berikutnya ya harus manyun tanpa akses internet untuk komunikasi dengan keluarga.

Selamat menikmati pemakaian akses internet onboard dengan sepenuhnya kontrol di tangan kita 🤗🤗🤗.

Sedikit masalah dengan crew yang baru onboard sementara di hp dia belum terinstall aplikasi dualog crew connection.

Tapi donwori jangan kuatir, aplikasi ini bisa di transfer dari sesama crew yang hp nya terinstall share it atau platform aplikasi yang lain yang bisa transfet aplikasi antar hp. Atau bisa di transfer via bluetooth tentunya apabila hp pengirim aplikasi sudah terinstal aplikasi share applicatian via bluetooth.




Thursday, November 28, 2019

Bandung-Cengkareng-Banyuwangi

Tepat jam 03:00 Primajasa start dari Caringin Bandung menuju Cengkareng Jakarta.

Bus terasa nyaman, seat yang longgar, bersih dan terkesan elegan.
AC terasa dingin, jadinya ya harus di tutup yang tepat di atas kepala, di seat nomor 9.

Bus berjalan halus tidak terasa tersentak-sentak, halus pak sopirnya, tidak lama setelah di dalam tol sayapun pules tidak sadar.
Terbangun tepat 04:22 segera tayammum dan sholat subuh sambil duduk di kursi.
Selanjutnya plek tertidur lagi 🤗.

Dan terbangun lagi ketika bus berhenti dipinggir jalan entah apa alasannya, saya hanya melihat sopir turun, pun kenek.

Dan tidak lama kemudian bus jalan, 05:28 crew bus mengumumkan terminal tiga, garuda persiapan.
Segera periksa barang dan saya pun siap-siap turun.

Ternyata waktu tempuh Bandung Cengkareng kira-kira hanya dua jam setengah, cepat juga ya.

Mungkin lain kali di coba berangkat jam empat subuh, berarti jam tujuh kurang akan sampai di Cengkareng, kalau lancar.
Ya kalau lancar, kalau tidak ya bakal ketar-ketur takut ketinggal pesawat.

Turun di terminal tiga, periksa barang bawaan sebelum masuk terminal daan untuk kali pertama saya mencoba mesin check in yang jejer-jejer itu.

Touch screen, tinggal nutul-nutul sesuai yang tertera di screen eeee ternyata gampang, daaan tiket jadi.

Lanjutkan perjalanan, menuju tempat blowdown pagi, white house, toilet 😄.

Petugas kebersihan sangat sopan dan selalu mengucapkan salam, selamat pagii kepada setiap pengunjung yang kelihatan terburu-buru dengan berbagai perasaan yang sama.

Di jawab atau tidak oleh pengunjung, tetap petugas kebersihan memberikan senyum sapa salam kepada semua pengunjung toilet, nyaman deh rasanya.

Ya sayapun mencoba berbuat baik, setelah ringan di perut sayapun keluar sambil senyum "terima kasih mas ya" . Terima kasih kembali pak, salam saya di kembalikan 😀😀😀.

Masuk ruang tunggu, belum di tentukan gate berapa, ceritanya kepagian datang.
Bulan lalu di gate enam belas, ya sudah standby di gate ini, sambil pasang kuping mendengar pengumuman.

Banyak juga yang standby duduk di gate ini.
Ada yang sibukbdengan handphone, ada yang dengan komputer,ada yang asik bercengkerama dengan macam-macam bahasa.


Tuesday, November 26, 2019

Memotong Celana di pasar Andir Bayongbong Garut

Beli celana ya mesti kepanjangan, ya mesti harus dipotong.


Pagi ini sambil menyelam minum air, sambil mengantar istri belanja sambil ke tukang jahit untuk memendekkan celana.

Belakangan ramai pembahasan celana cingkrang,

Ada yang mengaitkan dengan isu teroris, ah menurut saya itu berlebihan.

Tapi tentu tidak menurut mereka yang berasumsi jelek terhadap pemakai celana cingkrang.

Saya kalau bercelana tidak memanjangkan melebihi mata kaki, itu sudah sejak lamaa sekali.
Tapi saya bukan teroris.
Meskipun juga bukan warga terbaik di negeri ini.

Guru ngaji kami menasihatkan, sebagai warga negara yang baik supaya tunduk dan patuh kepada pemerintah yang sah dan berdasarkan UUD 45 dan Pancasila, meskipun guru kami bercelana cingkrang, pun demikian kami para murid.

Duluu ketika ngaji di satu pesantren di daerah Wadungasri, guru saya Gus Wahab. menerangkan, bahwa ulama salaf (bukan kelompok salafi yang sekarang lagi ngetren) dulu kalau sarungan tidak pernah manjangkan sarungnya melebihi mata kaki. 
Ketika menerangkan hadits " irfa' izzaroka..."

Dulu ketika saya kecil. Ketika saya memakai sarung sampai kensreh (memanjang) ke tanah, nenek saya, mbok lik kami memanggil, Maslihah namanya, istri ketiga kakek saya, beliau langsung mengingatkan " Nek yaimu sik urip, gak seneng nek ndelok wong sarungan koyo ngunu". Seandainya kakekmu masih hidup dia tidak suka melihat orang sarungan seperti itu, memanjangkan melebihi atau menutupi mata kaki.

Kakek saya adalah pengikut tariqat, saya tidak tahu apa tariqatnya.
Saya lahir kedua kakek saya, dari bapak dan dari emak, keduanya sudah tidak ada.
Sudah meninggalkan alam dunia.

Ketika mbok lik meninggal, di makamkan di sebelah yai Dul, ternyata kain kafannya masih putih.
Ketika bapak saya meninggal di makamkan disana juga, kain kafan Yai Dul masih putih.
Ketika 2014 emak saya meninggal, dikubur dekat yai Dul, kain kafannya juga masih putih, jasadnya masih utuh.


Padahal kakek saya itu pejuang, tapi kalau berpakaian bawah tidak melebihi atau menutupi mata kaki. Penjelasan mbok Lik, mbok Maslihah.

Kakek saya adalah pejuang menurut kami, tapi memang teroris menurut Belanda.

Menurut cerita kakek saya termasuk orang yang ngincipi di buang ke Nusa Kambangan oleh Belanda, tapi tembok penjara tidak mampu menahan kekuatannya, dan berhasil berenang ke pulau jawa untuk kembali ke Surabaya dan bertempur lagi di Surabaya.

Beliau, kalau menurut cerita mbok lik, ya cingkrang celananya.

Paman saya Farhan, putra kedua kakek saya dari istri pertamanya, yai Dul kami memanggil, Abdul Manan nama kakek saya, beliau paman kalau bercelana ya cingkrang tapi dia pejuang.

Pernah beliau cak Han cerita, pas di medan pertempuran ketemu bapaknya, kakek saya, yai Dul, Abdul Manan.

Cak Han, kami memanggilnya, panggilan pendek dari namanya Farhan, beliau di marahi bapaknya, yai Dul kakek saya.

Saat itu juga kesaktian paman, di ambil atau di netralkan yai Dul, sehingga cak Han akhirnya ke pesantren.

Gonta ganti pesantren.

Yai Dul bilang, "wis awakmu gak usah melok perang, muliyo mondok ae ngaji ae".
Sudah kamu gak usah ikut perang, sana pulang saja, mondok saja, ngaji saja.

Keduanya adalah pejuang yang bercelana cingkrang, yang tidak melebihi atau menutupi mata kaki.

Dan dari keduanya saya niru, serta didasari keyakinan akan sebuah dalil, celana saya cingkrang, tapi saya bukan teroris.

Saya fikir terlalu terburu-buru melabeli orang bercelana cingkrang sebagai kelompok radikalis.

Yang melabelipun belum tentu termasuk mereka yang memperjuangkan dan merebut kemerdekaan Republik Indonesia dari penjajah, seperti kakek dan paman saya yang pejuang bercelana cingkrang.

Hendaknya mereka memberi ciri yang lebih spesifik kepada radikalis, daripada hanya melabeli celana cingkrang.

Bapak saya H Nursalim, meskipun tidak cingkrang, tapu celananya tidak sampai kensreh ke tanah, tapi beliau adalah pejuang.

Meskipun tidak pernah mau mengurus minta pensiun sebagai veteran, karena perang kemerdekaan bagi mereka adalah panggilan Jihad, panggilan suci. Sudah kewajiban setiap warga negara untuk membela memperjuangkan kemerdekaan Republik Indonesia, tapi celana kami cingkrang.

Karena bercelana di atas mata kaki adalah keyakinan, keyakinan yang seharusnya di hormati sebagaimana orang menghormati yang tidak cingkrang.


Bapak pernah cerita, beliau dulu punya kartu anggota bergambar tumpeng.
Tugasnya adalah membunuh Belanda yang bersenjata.

Lalu senjata diambil di taruh di suatu tempat dan tempat itu di beri tanda.

Nanti pejuang lain yang akan mengambil sejata itu untuk dipakai berjuang melawan Belanda.

Orang tua kami adalah pejuang yang bercelana cingkrang.

Didepan tukang jahit, ada toko laken sederhana. 

Barang impor kwalitas bagus, harga juga bagus tentunya.

Mulai ratusan ribu hingga jutaan rupiah harga untuk topi.

Sempat mencoba, njajal makai ternyata gagah juga, tapi tidak sempat selfie.


Laken yang jejer itu harganya di atas tiga ratus ribu.

Menurut saya itu mahal, tapi tidak kata penjual, tidak mahal untuk sebuah gengsi.

Kata pelapak, harga segitu masih ada yang membeli di sini.

Bahkan yang seharga di atas dua juta rupiah, laku di sini, di pasar Andir Bayongbong Garut.

Garut kan tempat adu domba, tempat domba cantik yang tentunya gengsi pemilik domba akan semakin naik dengan laken itu.

Orang akan mengetahui gengsi pemilik domba dari laken itu.

Garut 26112019

Sunday, November 24, 2019

Minggu Pagi

Pagi cerah, 18 derajad celcius kata hp saya, hp yang lain katanya 19 derajad celcius jam tangan saya bilang duapuluh derajad celcius 😁😁😁. 

Anyway yang jelas kalau di rata-rata ya sekitar angka-angka tersebut.
Kalau jam dan tanggal, kompak la ya, jam di hp dan jam ditangan sama angkanya.

Jam menunjukkan angka 988 dpl, mungkin itu yang dia dapat infokan tentang ketinggian lapangan sepak bola alun-alun Bayongbong.

Pagi ini, pagi sekali jam 06 lebih saya meluncur ke alun-alun Bayongbong, untuk berolah raga.

Lapangan masih sepi, tanah lapang masih ada beberapa genangan iar hujan sisa hujan kemarin sore hingga malam.

Lari-lari sekedar ngangetin badan dan mengeluarkan keringat.

Tidak lama kemudian, satu persatu ada yang datang, dan menggelindingkan bola.

Tendang sana Tendang sini, makin lama bertambah peserta yang datang.

Pemanasan, peregangan dan segera di bagi dua team, daàn priiit mulai main bola yang sudah rutin setiap minggu pagi.

Lumayan, pertemanan, keakraban persaudaraan dapat terbina debgan baik dengan acara bola seperti ini.

Sejam lebih bermain bola, sejam lebih bersama berolah raga, terjatuh sydah biasa.
Tertendang atau termenendang juga sudah biasa, susah memang berlari sambil mengontrol arah kaki.
Senggol sana senggol sini juga sudah biasa.

Bahagia semangat meskipun lelah dan berkeringat 

Enjoy mibggy pagi dengan olah raga pagi.

https://youtu.be/YnNCWw96pdc

Friday, November 22, 2019

SAFAR X UNJ 2019

Kemarin, kamis 21 Nov 2019, pagi.
Ketika akan berangkat ke pasar, mengantar istri belanja, mendapat telepon.
Dari nomor tiga yang jauh disana, di Pondok Gede, yang boarding di sekolah PDF MIIBS Minhajurrosyidin Ulya kelas XI. Memakai telepon gurunya, karena selama boarding tidak di perbolehkan membawa gadget.

Dari sana suara yang terdengar ngalem ( manja dalam bahasa jawa ).
Minta izin dan doa, dia akan mengikuti lomba Taqdiimul Qishah dalam acara SAFAR UNJ X 2019.

Sambil nyetir saya berteriak, semangat jangan grogi, biar terdengar, soalnya telepon di pegang mamahnya yang sedang bicara dengan dia yang di ujung sana.

Pagi itu, dengan doa dan penuh harap akan hasil terbaik untuk dia yang disana, yang sedang kompetisi.

Terlupakan oleh aktifitas harian, dan kesibukan merenovasi, ndandani pintu kamar mandi musholla di belakang rumah.

Sesekali ingat, sambil mengecek whattsap istri, kali aja ada kabar dari gurunya yang disana, yang menjaga, mendampingi dan memotivasi tentunya

Mendapat kiriman foto di atas, jam 13:00.
Spontan bertanya, bagaimana hasilnya?. 
Belum mah, lagi menunggu hasilnya.

Berharap yang terbaik buat yang disana, yang berlomba, yang akan bercerita, bercerita dalam bahasa arab.

Kembali beraktifitas, sekedar melupakan harap cemas, mengharap yang terbaik buat dia yang jauh di sana, yang sedang berjuang, berjuang mengukir masa depan.

Kembali aktivitas ndandani sarana ibadah, dengan canda, dengan tawa, capek tak terasa.
Maklum partner sudah tua, lupa melulu, jadi bolak-balik ke toko material.

Bolak-balik ke material, toko material, adaaa saja kekurangan, setengah menggerutu dengan canda menambah ceriah suasana.

Gak ada capek, ga ada stress.
Setiap selesai, saya bilang atos, tapi malah di jawab mencret sama mang partner, karena saya orang jawa.

Pekerjaan kelar, dua pintu baru terpasang di kamar mandi mushollah......masjid kata jamaah di sini.

Jam lima sore kembali ngecek kabar, belum ada kabar.

Persiapan mandi sore, badan penuh keringat dan sedap bau badan saya.

Puncaknya jam lima tiga puluh menit sore hari,
Sambil bersantai setelah dandan-dandan sepanjang hari.
Ada kabar yang menyenangkan hati.
" Alhamdulillaah Yunia Juara dua...."
Alhamdulillaaaah, ternyata yang ngalem berhasil juara kedua, .....
" Ini se DKI ibu?"
" Nasional bu" tulis WA dari ibu Teni, ibu guru yangendampingi.

Dia dan temannya, berdiri di tengah.
Di apit juara pertama dan kedua.
Alhamdulillaah bersyukur, dan baanyak bersyukur atas qodar baik ini.

Tahun ini, Taqdiimul qishah adalah prestasi keduanya.
Yang pertama adalah ketika lomba pidato bahasa inggris se DKI bulan lalu, juara kedua.


Selamat buat anakku, yang ngalem.
Selalu merengek pingin pulang.
Selalu bilang gak kerasan.
Mudah-mudahan sukses berhasil barokah fiddun-ya wal aakhirat buat mu.

Langkah yang baik, qodar yang baik.

Dengan semangat mencari-cari info, akhirnya di laman facebook Safar Unj dapat juga videonya, video pengumuman pemenang, video pemberian piala kemenangan.

Sayang ngeblog pakai hp tidak bisa upload video.

MasyaAllah bangga dan sangat bersyukur atas pencapaian ini, sebab tidak menyangka bahwa dia bisa Ndongeng Bahasa Arab, taqdiimul qishah.

Jazaakumullohu Khoiro kepada para guru, guru pembimbing, guru pendamping dan semua yang mengelola, mengurus, membimbing PDF MIIBS Minhajurrosyidin Pondok Gede Jakarta Timur.


Tuesday, November 19, 2019

RSIA Livasya Majalengka

Jam 07:20 wib meluncur ke Majalengka dari Garut, dari rumah.
Sempat hampir terjadi kecelakaan ketika di jalan pembangunan bapak tua sopir avanza D 7xx BYP mendadak berhenti lampu rem tidak menyala, tersenhar suara aspal berdesit dari gesekan ban dan aspal mobila yang saya tunggangi, alhamdulillah masih aman dan selamat.
Sepertinya sopir avanza tersebut merasa bersalah.
Sebab begitu ada kesempatan dia langsung maju melaju mobilnya sambil seak seok nyalip yang lain.
Hingga diujung didepan kantor pemerintahan dia terhalang angkot, dan saya lihat dari dia punya spion dia melihat saya yang sebenarnya tidak memper salahkan dia.

Pilihan jatuh ke tol Cipali untuk di lalui, pintu tol Cileunyi 08:48 wib, kartu tol di gesek untuk membuka pintu gerbang.

Melaju tersendat karena pembangunan jalan, ketika di angka km 100 mata mulai mengantuk, segera masuk rest area terdekat hanya sekedar melepas lelah dan ngantuk, jam menunjuk angka 09:35 wib.

Setelah terasa segar lanjut menuju majalengka lewat tol Cipali, isi solar dulu cepek. 09:50 wib.

Ngantuk hilang tancap gas, sampai di pintul tol cikahuripan ambil jalur paling kiri, untuk tujuan Cirebon, gesek kartu untuk buka gerbang dan empat puluh delapan ribu limaratus rupiah terdebet dari kartu e tol saya 

Melaju di tol cipali dengan jalannya yang bergelombang dan panjang, memang perlu konsentrasi.
Mungkin ini salah satu alasan sering lakalantas disini. 
Jalan panjang lurus bergelombang, ngantuk dikit keselamatan terancam.

Akhirnya keluar pintu tol Kertajati jam 10:45 wib, tempel kartu plek, terdebet tujupuluh lima ribu rupiah, mahal ya 😗😅😚.

Jalan thimik-thimik mencari lokasi, sambil minta bantuan mbah google.

Daan sampailah juga di RSIA yang dituju, jam 11:30 wib, parkir kendaraan dan istirahat menunggu.
Menunggu panggilan, 
panggilan interview yang jadwalnya jam 13:00 wib sesuai tilpon kemarin sore, senin delapan belas november duakosong sembilan belas.

Hari ini mengantar anak saya yang sudah lulus dari poltekkes bandung jurusan gizi, akhir agustus kemarin wisudanya,ipk 3.51 

Pengalaman kerja pertama yang di perlukan sebagai seorang yang baru lulus program D4 Poltekkes Bandung, jurusan gizi.


Masuk klinik parkir mobil dan keluar jalan, eeh didatangi satpam, dia bilang salah parkir, lhaa tukang parkirnya kok diem aja, apa saya dibkira dokter kali ya.

Sambil menunggu sambil keluar jalan, nostalgia dua puluh tahun lebih yang lalu, sering lewat jalur ini, naik bus. Bus Bhineka Cirebon Cucaheum jadi langganan. 
Tidak banyak berubah, bertemu seseorang di masjid jadi ngobrol deh sampai jam 13:30.

Pamit pergi dan kembali ke RSIA Livasya, ee  sudah selesai interview, ia segera sholat, sholat dzuhur dan ashar di jamak dan qoshr.

14:15 start to Garut lewat jalur Cirebon Bandung.
Kemarau tahun ini kelihatannya terlalu lama, sepanjang jalan, kanan kiri jalan, pohon jati mengering tanpa daun, hanya batang menjulang kuning berjajar tanpa daun.

Enjoy jalur nasional, yang panjang menguntai dengan bus dan truk besarnya.

Semoga aman sampai tujuan.

Monday, November 18, 2019

Mengambil Paspor

Sebenarnya hari kamis kemarin sudah dapat konfirmasi dari Kanim Tasikmalaya bahwa paspor sudah bisa di ambil, tapi karena kesibukan sehingga Senin ini tanggal 25 Niv 2019 baru bisa ke Tasikmalaya untuk mengambil Paspor baru.

Berangkat dari rumah, pagi hari jam 7:30 wib, perjalanan santai karena jalanan padat, pas di simpang ke arah kampung adat kakpung naga jalan sempat macet, ada pawai peringatan hari kesehatan nasional.

Terus jalan pelan dengan kecepatan rata-rata lima puluh kilometer perjam, tak terasa tiba juga di tugu masuk kota Tasikmalaya.

Ambil jalur ke kiri, tetap jalan dengan pelan karena padatnya lalu lintas, ditambah lagi di kiri jalan ada galian, gak tahu galian apa, sehingga luas jalan menyempit, jadi harus bergantian.

Ada mibil pemadam kebakaran dengan sirine meraung-raung, dua biji.
Jadinya kita bergantian minggir di jalan yang menyempit, untuk memberi prioritas.

Sampai juga di Kanim Tasikmalaya, jam menunjukkan angka 09:02 wib, masuk area kantor segera di persilahkan parkir di belakang, hanya tersisa dua tempat kosong, dan alhamdulillah bisa parkir rapih, setelah maju mundur tiga kali karena sempitnya raung parkir, parkir mundur.

Dengan membawa slip pembayaran, dengan semangat empat lima, langkah dipercepat dan mantap. Segera masuk ruang kantor dan menanyakan ke petugas, eeh ternyata di kasih tahu bahwa lokasi pengambilan paspor ada di loket, dibelakang dekat parkir mobil.

Segera menuju loket dan dengan ramah dan tersenyum bapak yang diloket segera menyapa. Saya serahkan slip dan di jawab tunggu ya pak.

Setelah satu menit di panggil, disodori buju untuk mengisi nama, nomor paspor lama dan nomor paspor baru, serta paraf.
Selanjutnya paspor baru di serahkan dengan selembar kertas yang harus diisi dan diminta mefoto kopi paspor baru di koperasi.

Segera fotokopi paspor baru, dan segera pula menyerahkan form isian dan potokopi paspor baru ke petugas daaan selesai.

Warna beda dan bentuknya sedikit berbeda dengan paspor lama, daaan siap deh kalau hatus jalan-jalan keluar negeri.

Berangkat dengan istri, yaa di tengah jalan minta mampir deh ke transmart Tasikmalaya yang di ujung simpangan jalan dari dari arah kanim Tasikmalaya.

Mampir deh yaa mesti belanja juga 😄😄😄, masak masuk dowang. Gah terasa sejam lebih. 

Segera meluncur ke Garut, tetap jalan santai memang jalannya penuh, ada truk ada angkot dan pemotor, baru bisa sedikit melaju setelah melewati simpang alun-alun Singaparna.

Melaju sekali-kali lari delapanpuluh kilometer perjam daaan setelah sampai di simpang ke kampung naga, istri minta masuk, pingin tahu katanya. Lumayan lah shooting-shooting buat yutuban.


Minta dipoto sama istri tepat didepan masjid kampung naga setelah sholat dzuhur disana.

Ternyata ada dua lokasi disana yang di larang difoto, yakni rumah kramat yang tepat di sebelah barat masjid di atas sana, dan di kanan depan masjid, ada batu pasolatan yang di pagari. 

Di salah satu tempat itulah yang waktu itu saya di tegur ketika mereka pulang dari makam leluhur dalam rangka peringatan mulun Nabi.

Anyway ngutus paspor kali ini tidak seribet dan seruwet ketika membuat paspor untuk saya sendiri dan keluarga di tiga kota dan tahun-tahun sebelumnya.

Thanks Kanim Tasikmalaya, 

Garut 18/11/19




Thursday, November 14, 2019

Pagi barokah Pagi turiang

Kemarin pagi hari, ridak sengaja bertemu dengan pak Yudi, di jalan yang menghubungkan kampung cicurug dan garut.

Pak Yudi sedang berbincang asik dengan seorang yang sibuk membersihkan rumput di sawahnya.

Motor saya parkir di sebelah dan dengan senyuman ramah pak Yudi menyapa.

Perbincangan hangat dan bersahabat pagi itu.
Pak petani yang di sawah mengatakan, mas itu lihat sawah pak Yudi, panen yang kedua.

Sempat kaget karena gak ngerti maksudnya, dan pak Yudi menerangkan, iya mas systim turiang, jadi setelah panen pertama pohon padi tidak di potong habis, tapi di potong kurang lebih setinggi satu sampai tiga sentimeter dari permukaan tanah.
Nanti akan keluar trubusnya, tinggal dipupuk lagi aja, biar trubusnya tumbuh subur seperti induknya.

Sempat terkaget juga, sebab setahu saya selama ini kalau panen ya di tebang terus sawah diolah lagi dari awal, selanjutnya tandur lagi, la ini kok nanam sekali tapi bisa berkali-kalinpanen, berarti lebih ngirit biaya tanam dan nyangkul.

Pak Yudi adalah warga Kampung Cicurug desa Karsamenak Kecamatan Tarogong Kidul Kabupaten Garut.

Pak Yudi lantas mengajak saya duduk diteras masjid Nurul Ihsan, sambil duduk-duduk dan bercerita.

Di sambi dengan makan pisang hasil kebun Pak Yudi, dengan dibtemani teh haneut.

Ada Pak Encur  di situ, sehingga kami bertiga sempat berbincang hangat penuh canda. 

Sambil Pak Yudi bercerita tentang keberhasilannya berinovasi system Turiang untuk tanaman padi Beliau.

Takblama setelah bincang hangat akrab dan santai, pak Yudi mengajak saya melihat sawah beliau yang telah di turiangkeun.

Nampak sawah yang subur, pohon padi siap di panen beberapa hari lagi, insyaAllah meunang seton mah, kata pak Yudi.

Saya penasaran bagaimana ini bisa, lalu dengan semangat Pak Yudi menceritakan sambil berdiri di sisi sawah.

https://youtu.be/GXtjLAe3aVQ

Disitu link rekaman penjelasanbPak Yudi.

Menurut saya, ini cara sangat bagus, untuk mengurangi biaya tanam dab cangkul bagi petani.

Ini perlu disebar, agar makin banyaknpetani terbantu apabila mereka menerapkan sistem Turiang ini, jelas ngirit biaya.

Inovatif, kemudian saya di ajak Pak Yudi ke sawah beliau di sudut yang lain, yang sudah di tanami padi dengan sistim Legawa.

Sistem menanam padi pematang, ada yang legawa satu, legawa dua, kegawa tiga dan legawa empat atau lima.

Rencananya padi yang disawah ini, setelahbpanen pertama akan juga di turiangkeun, di trubuske hingga bisa panen beberapa kali dalam sekali tanam.

Sangat menghemat wajtu dan biaya.
Seriap dua bulan setengah bisa panen, kata Pak Yudi lagi.

Saya sempat menengok dan melihat bagaimana suburnya tanaman padi Pak Yudi, daun hijau subur dan batang-batang padi yang nampaak terawat.

Disana saya bertemu Pak Wawan yang sudah cukup tua.
Memanghul cangkul, bertopi caping.
Pak Wawan pun meniru pak Yudi, bahwa setelah panen padi, beliau menuriangkeun tanaman padinya. 
Menurut Pak Wawan, dengan aistem turiang ini, bisa mengirit biaya tanam hingga seperempat total biaaya.

Menarik mang, dan jemarin merupakan pagi yang penuh berkah.

Pagi hari bertemu Pak Yudi
Mendapat infirmasi
Infirmasi menanam padi
Sistim Turiang
Sistem sekali tanam panen berulang.

Garut 13 nop 19

Tuesday, November 12, 2019

Kampung Naga

Kemarin sempat main ke Kampung Naga.
Niat kesana sering ada tapi selalu kelewatan, mungkin karena penanda yang tidak begitu nampak dari jalan yang menikung dari arah Garut, sehingga selalu kelewatan.

Kemarin pas dari arah Tasikmalaya, dan akhirnya ketemu lokasi kampung adat kampung naga.

Masuk di parkiran yang luas, ada tulisan 

Kemarin, kurang lebih jam 10 pagi saya masuk lokasi, ada bus tigaperempat disana, bus itu menunggu rombongan turis dari belanda yang berkunjung ke kampung naga.

Untuk menuju lokasi saya harus berjalan menapaki jalan semen yang di bentuk undak-undak seperti tangga

Lumayan jauh untuk menuju lokasi kampung naga yang ada di lembah, lupa membawa botol air minum sehingga ngap-ngapan karena jauh juga menuruni tangga menuju lokasi kampung naga.

Tapi lelah terbayar dengan pemandangan alam yang sangat indah, ada beberapa orang sedang memancing disana, di ujung sungai yang di bendung, sementara kampung naga berada nun jauh diujung sana.


Tetap melanjutkan perjalanan, dengan menahan rasa di paha dan betis, dan tetesan keringat yang membasahi seluruh badan, cuaca cukup pengap hari itu.

Kata google jarak dari pintu masuk ke pinggir sungai ciwulan limaratus meter, tapi memang cukup melelahkan buat saya, apalagi pulangnya, karena tangga berundak itu mempunyai kemiringan empat puluh lima derajat kata google.

Setelah melewati sungai indah, nampaklah pemandangan perumahan kampung naga yang begitu bersahaja.

Ditengah hamparan sawah, 
dengan latar bukit yang indah, 
dan sungai di hadapannya.
Disana kampung naga.
Sungai Ci Wulan, 
yang sumber mata airnya dari gunung Cikuray yang menjulang.

Kampung naga berlokasi di desa Neglasari, Kecamatan Salawu Tasikmalaya, Jawa Barat.
Tepat disisi kiri jalan, apabila dari Garut menuju Tasikmalaya. 
Dua puluh enam kilometer jarak dari Garut, kata google.

Sampai di perkampungan, terasa suasana yang berbeda, dengan bangunan khas rumah orang kampung naga, rumah panggung yang beratap daun nipah, ijuk atau alang-alang. 
Berdinding bilik atau anyaman bambu dengan anyaman sasag.

Ada empang dengan ikan berwarna warni, 

Kemarin sempat bertemu warga yang berpakaian serba putih, karena penasaran saya coba beertanya tapi rupanya apa yang saya lakukan mengganggu mereka, saya lihat reaksi dari beberapa orang yang mungkin tetua mereka.

Saya ikuti mereka, saya lihat sebagian mereka memanggul bambu dari atas sana.
Sesampai di beberapa titik, mereka seperti melakukan ritual, ketika saya coba mendekat seseorang dari mereka berkata, teu kinging pa dan akhirnya saya meninggalkan lokasi, membuang penasaran di hati, sebagai bentuk sikap menghormati.
Menghormati tradisi yang  bertahan beberapa generasi.

Setelah beberapa saat di kampung naga, saya putuskan untuk pulang, mungkin lain kali berkunjung lagi untuk mendapat informasi.

Sebab ada tradisi di kampung naga.
Ada pantangan dan tabu buat mereka, pada hari Selasa, Rabu dan Sabtu pantang buat mereka untuk membicarakan adat istiadat dan asal-usul kampung naga.

Mungkin juga hari kemarin ada pantangan buat mereka, karena hari itu mereka akan mengadakan ritual adat mulud.

Dalam perjalanan pulang saya bertemu babinsa, sambil sama-sama melepas lelah di tengah jalan naik saya dan turun buat beliau, beliau menerangkan bahwa mereka hari ini merayakan mulud, aaah ternyata memang sekarang bulan robbiul awal.

Kata pak babinsa acaranya habis dzuhur, tapi pagi ini mereka mengadakan rutual di makam leluhur, naah menyambung tetnyata, mungkin tadi mereka yang berpakaian putih-putih sedang pulang dari makam, dan ada tabu untuk berbicara, apalagi dengan orang luar, mungkin.

Dan setelah dzuhur mereka akan mengadakan acara mulud, sayang saya tidak bisa mengikuti, karena ada sesuatu yang harus pula saya hadiri siang itu, jam 14:00.

Memang kunjungan saya tidak terencana, mungkin lain lagi bisa lebih terencana.

Disinilah, di masjid yang diujung sana, acara mulud akan di laksanakan, pagi itu masih ada kesibukan menjemur padi di depan masjid, dihalaman masjid.

Bentuk dan posisi rumah adat orang kampung naga hampir semua sama, memanjang arah barat dan timur, dan rumah menghadap ke utara atau selatan, dan posisi pintu yang hampir sama pula.

Enjoy poto-poto yang berhasil saya ambil kemarin

Sambil jalan poto sana-poto sini dengan camera hp yang praktis, 

Kampung adat kamoung naga.

Di area parkir ada penjual souvenir dan warung kopi, 
Sejenak sambil melepas lelah, ngopi dan mengisi perut secukupnya sebelum lanjut berangkat ke Garut.

Kampung Naga Tasikmalaya.

Monday, November 11, 2019

Pembuatan Paspor di Kanim Tasikmalaya Kelas II

Setelah berhasil daftar online pada hari jumat kemarin, hari ini Senin segera saya meluncur ke Tasikmalaya, untuk mengajukannoembuatan paspor.

Datang kepagian, pegawai masih apel pagi, jadi ngantri di pinggir jalan,

Ternyata sudah banyakbyang antri.

Setelah apel selesai, segera masuk dan mencari tempat parkir, sudah hampir penuh 😀😀😀.

Segera masuk kanim dengan membawa berkas yang sudah diisi, dan paspor lama asli.

Dilayani dengan ramah oleh petugas, di tanya sudah daftar apa belum. Sudah, saya jawab sambil tunjukkan barcode dari aplikasi, dan dengan cekatan petugas memencet alat nomor antrian daaaan dapat 

Selanjutnya duduk di bangku antrian, menunggu panggilan.

Sambil menunggu sambil menuangkan pengalaman hari ini di tulisan ini.

08:45 wib, dapat panggilan F013 menuju loket 1, untuk menyerahkan berkas yang sudah siap.

Di loket 1 di tanya kelengkapan, tujuan pembuatan paspor dan ditanya jadwal sesuai pendaftaran online, kemarin.
Saya tunjukkan screenshoot dan dipersilahkan menunggu untuk foto wawancara.


Foto di bawah ini nomor antrian foto wawancara

Kembali ke tempat duduk semula untuk menunggu panggilan foto wawancara.

Pukul 08:50 dapat panggilan ke ruang 3 untuk foto wawancara.
Wawancara di tanya tujuan pembuatan paspor, kerja dimana, semua lancar. Semua dokumen asli sudah saya siapkan takutnya di tanya, tapi hanya ktp asli saja yang di tanyakan.

Sesi foto, setelah foto di lanjut perekaman sidik jari, sepuluh jari, petugas yang akan menuntun jari yang mana dan yang mananya.

Setelah foto wawancara selesai, petugas memberikan secarik kertas untukbpembayaran di kantor pos yang ada didalam kanim Tasikmalaya.

Segera saya melakukan pembayaran di kantor pos di salah satu sudut ruangan kanim.

Ini bukti pembayaran di kantor pos

Setelah pembayaran langsung pulang, menurut petugas setelah tiga atau empat hari paspor bisa diambil, cuma saya lupa untuk menanyakan bagaimana kita tahu paspor sudah jadi atau belum.

Bahkan tadi petugas menanyakan, dikirim aja lewat pos pak, bisa kok.
Ya saya bilang gak papa saya ambil aja sambil jalan-jalan ke kota Tasikmalaya.

Segera pulang, dan kembali melihat dinamika jalan raya yang begitu beragam.
Dijalan penuh dengan ego, ego saya dan ego lara pengguna yang lain.

Saya berjalan pelan disisi kiri sambilblihat kanan kiri. Dikanan saya pemotor jalan pelan.
Jalannorlan tapi disisi kanan, dibelakangnya ada avansa hitam yang terganggu, dan tin tiin, klakson avansa.
Pemotor sepertinya tersinggung, bukannya memberi jalan, malah sesaat seperti menunjukkan reaksi marah ke avansa hitam, hmmm sepertinya ego dan ketaatan aturan jalan raya harus di kalibrasi oleh setiap kita, 😉😉😉.

Enjoy jalan kalem empat puluh maksimal enam puluh kilometer perjam, dipadatnya jalan Tasik Garut.

Kemarin punya rencana mampir kampung naga tapi tidak jadi, lupa dimana lokasi kampung naga.

Hari ini sempat mampir.

Ini foto di lokasi parkir kampung adat kampung naga.

Sempat mampir sejenak, tapi hanya mampir, belum nanya-nanya tentang kampung naga.

Nah itu, dari atas ceritanya lain kali saja.

Saturday, November 9, 2019

Daftar Online Perpanjangan Paspor

Hari jumat, sesuai dengan pesan dari petugas CS Kanim Tasikmalaya, saya klik layanan paspor online, sejak jam 14:00 sampai dengan 14:20 baru berhasil, itupun dapat nomor antrian lebih dari 20.

Aplikasi sudah saya download dari aplication store, hari sebelumnya.
Aplikasinya yang gambar iconnya seperti screenshoot di bawah.


Setelah download berhasil, akan muncul screen, seperti di bawah, ada 3 allow, kontak, kamera dan lokasi, klik aja terserah mau allow atau denny.

Kemudian akan muncul screen konfirmasi

Centang setuju untuk selanjutnya akan masuk pada screen registrasi

Setelah registrasi, bisa pakai google account atau facebook. 
Kemarin saya pakai google.
Selanjutnya di haruskan mengisi data seperti di bawah ini


Setelah diisi lengkap di paling bawah halaman  ada kotak daftar, klik daftar.

Berhasil

Awalnya saya ragu, karena kuota saya sudah minim, makanya saya sambungkan ke wifi, justru ketika memakai siknyal wifi sampai lebih dari 15 menit gagal terus, macam-macam pesannya, lupa lagi kemarin gak di screenshoot.

Lalu saya matikan wifi, sehingga memakai siknyal 4G walaupun kuotanya sudah hampir habis.

Ternyata setelah muter-muter beberapa lama langsung keluar notifikasi kalau berhasil dapat nomor antrian.

Ketika pertama klik aplikasi, akan keluar menu kantor imigrasi mana yang akan dipilih.

Setelah di pilih akan masuk langkah kedua, pengisian data.

Pada tahap 2 ini akan keluar data kita ternyata sudah lengkap, sesuai yang kita isikan waktu daftar aplikasi setelah download.

Setelah muncul data isian yang sudah terisi itu, silakan di check sesuaikah, kalau sesuai, klik tombol pilihan simpan, klik simpan, baru masuk ke tahap ketiga dan kalau berhasil, akan keluar notifikasi nomor antrian.
 Seperti gambar di bawah.


Tinggal klik di kotak yang ada tulisan KLIK DISINI nanti akan keluar barcode , kode booking, selanjutnya di kolom bawah ada pilihan disimpan di pdf atau kita bisa simpan dengan cara screen shoot,

Ternyata simpel ya, kalau kita mengerti prosedurnya.

Tinggal nanti hari senin akan datang ke kanim untukburusan selanjutnya.

Thursday, November 7, 2019

Perpanjang Paspor

Lagi ngurus perpanjangan paspor.

Daftar online ternyata tidak juga ada kuota, ternyata pendaftaran online di buka hari jumat jam 14:00 sampai dengan minggu 16:00, itu pesan yang saya dapat dari sistem.

Akhirnya saya putuskan langsung aja datang ke kantor imigrasi kelas II Tasikmalaya.

Berangkat pagi dari Garut jam 07:30 wib sampai lokasi, sambil thingak-thinguk karena tidak tahu alamatnya, jam 09:30 wib.

Di jalan, masih di Garut sempat marah.
Ada ambulan dengan sirine meraung-raung.
Saya mepet kiri memberi jalan, ambulan prioritas utama.
Begitu juga barisan mobil didepan saya merapat ke kiri, kami tertib merapat ke kiri.
Tapi ada mobil avanza hitam D xxxx TT, dengan arogan menyalip kami, menghalangi laju ambulan yang sudah meraung-raung sirinenya.
Saya sempat marah tapi ya apa gunanya ya.
Hanya saja kok ya ada orang yang tidak memahami prioritas di jalan raya.

Istri menghibur yang bisa saya terima logikanya " Kali aja mobil hitam itu keluarga yang ada di dalam ambulan".
Ya mungkin juga.

Datang di kantor, di sambut dengan ramah oleh petugas, diarahkan dikasih tahu tempat parkir dan lokasi koperasi, tempat ambil form isian.

Langsung parkir dan menuju koperasi untuk foto kopi persyaratan dan isi form.

Masuk kantor imigrasi untuk ambil nomor antrian di bantu petugas dan dapat nomor kecil, semringah deh.

Setelah menunggu 5 menit di panggil, nomor yang disebut di umumkan untuk ke Customer Service.

Menghadap customer service, "Bapak sudah daftar online?" kata petugas customer service yang berjilbab dan berwajah manis. Saya jawab," Belum, soalnya di system tidak ada kuota terus jadi ya nekat datang langsung". Ternyata di kasih tahu kuota hari ini habis, dan saya harus balik kucing 😗😗. Kata petugas yang berjilbab tadi " Untuk minggu ini kuota sudah penuh, bapak daftar saja online besok, mulai jam 14:00 karena pembukaan pendaftaran online mulai hari jumat sampai minggu"

Ternyata penjelasan petugas customer service persis yang saya terima dari kemarin-kemarin di aplikasi 👇👇👇


Aslinya pesan seperti ini sudah saya dapat dari kemarin, dua hari kemarin, cuma mental bonek ya untung-untungan kali aja bisa , tapi tidak bisa juga 😳.

Ya pulang aja deh, nikmati proses, nikmati system yang sudah sedemikian bagus di negeri ini, tetap sabar dan prasangka baik, atau dalam bahasa agama husnudzon billah.

Biar tambah sabar, biar tambah sabar, biar tambah sabar 😁😁😁, perut lapar di isi dulu, di sebuah rumah makan khas sunda.

Makan berdua dengan istri tercinta, 
Diiringi musik kecapi Sunda,
Duduk lesehan di sebelah kolam yang banyak ikannya,
Ada kapal di tengahnya,
Darmaga Sunda nama Rumah makannya.
Tidak jauh dari kantir imigrasi Tasikmalaya.



Pesanan datang, setelah menunggu lama.

"Maaf pak, bu menunggu lama karena habis gasnya" kata petugasnya.

Ga papa kita siap kok menunggu 😁😁😁.
Ya dari awal sudah ada niat, kalau gagal ya niatin aja jalan-jalan, sambil menghafalkan lokasi Kantor Imigrasi, sehingga kalau ada urusan enak, sudah hafal, tinggal njujug aja.



Langsung sikat.
Sori ya, makan dulu.
Masakan enak.
Mantab rasanya.
Hanya saja tidak tahu porsinya 😂.
Makan berdua tapi porsinya besar.
Guramenya gede, sea foodnya buwanyak.
Jadi keringatan deh makannya.
Nasi beras merah, ternyata itu yang dipesan sama istri, bukan nasi putih yang gurih.



Kalau kenyang di jamin sabar akan datang.
Duluuu banget, anak arab pernah bercanda " Aljuu' Alkufr" kira-kira maknanya laper itu dekat kepada kufur 😅😅😅.

Sudah kelar, sudah wareg.

Nyantai dulu, sambil memamah biak dipinggir kolam.

Sisa gurame buntil di bungkus, mubadzir di buang.
Pelayan tidak ngasih tahu, kalau gurame buntilnya segede gajah 😗😀😀.
Ya jadi kemlakaren, istri pesen sea food buwanyak juga porsinya, jadi ngebantu menghabiskan.

Rencana hari ini akan berkunjung ke Kampung Naga sebelum pulang ke rumah.
Ide muncul tiba-tiba setelah kenyang dan memamah biak di pinggir kolam.

Mudah-mudahan bisa.
Tidak lupa.

Mudah-mudahan dapat porsi kuota, besok langsung standby, online register paspor,.

Semoga gak lupa, oh iya ada tips dari petugas customer service yang berjilbab dan berwajah manis tadi, registernya jangan pakai website pakai aplikasi saja,
Besok Saya Coba.................zsemmangat.




Mata Batin

Mata batin atau Bashirah Mata atau penglihatan bukan hanya mata atau penglihatan secara lahiriyah tetapi ada mata atau penglihatan batiniyah...